Robot adalah
sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan
pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah
didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Istilah robot berawal bahasa Cheko
“robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan.
Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang
berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang
produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa,
pertambangan, pekerjaan "cari dan tolong" (search and rescue), dan
untuk pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen
di bidang hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan
pemotong rumput.
Perkembangan
robotika pada awalnya bukan dari disiplin elektronika melainkan berasal dari
ilmuwan biologi dan pengarang cerita novel maupun pertunjukan drama pada
sekitar abad XVIII. Para ilmuwan biologi pada saat itu ingin menciptakan
makhluk yang mempunyai karakteristik seperti yang mereka inginkan dan menuruti
segala apa yang mereka perintahkan, dan sampai sekarang makhluk yang mereka
ciptakn terssebut tidak pernah terwujud menjadi nyata, tapi matrak menjadi
bahan pada novel-novel maipun naskah sandiwara pangung maupun film.
Baru
sekitar abad XIX robot mulai dikembangkan oleh insinyur teknik, pada saat itu
berbekal keahlian mekanika untuk membuat jam mekanik mereka membuat boneka
tiruan manusia yang bisa bergerak pada bagian tubuhnya.
Pada tahun 1920 robot mulai berkembang dari disiplin ilmu elektronika, lebih spesifiknya pada cabang kajian disiplin ilmu elektronika yaitu teknik kontrol otomatis, tetapi pada masa-masa itu komputer yang merupakan komponoen utama pada sebuah robot yang digunakan untuk pengolaan data masukan dari sensor dan kendali aktuator belum memiliki kemmpuan komutasi yang cepat selain ukuran fisik komputer pada masa itru masih cukup besar.
Pada tahun 1920 robot mulai berkembang dari disiplin ilmu elektronika, lebih spesifiknya pada cabang kajian disiplin ilmu elektronika yaitu teknik kontrol otomatis, tetapi pada masa-masa itu komputer yang merupakan komponoen utama pada sebuah robot yang digunakan untuk pengolaan data masukan dari sensor dan kendali aktuator belum memiliki kemmpuan komutasi yang cepat selain ukuran fisik komputer pada masa itru masih cukup besar.
Robot-robot
cerdas mulai berkembang pesat seiring berkembagnya komputer pada sekitar
tahun1950-an. Dengan semakin cepatya kemampuan komputasi komputer dan semakin
kecilnya ukuran fisiknya,maka robot-robot yang dibuat semakin memiliki
kecerdasan yang cukup baik untuk melakukan pekerjan-pekerjan yang biasa
dilakukan olaeh manusia. Pada awal diciptakaanya, komputer sebagai alat hitung
saja, perkembangan algoritma pemrograman menjadikan komputer sebagai
instrumentasi yang memiliki kemammpauankemampuan seperti otak manusia.
Artificial intelegent atau kecerdasan buatan adalah algoritma pemrograman yang
membuat komputer memiliki kecerdasan seperti manusia yang mampu menalar,
mengambil kesimpulan dan keputusan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
· Konsep
dasar Robotika
Aplikasi
robotika kini tidak hanya terbatas pada dunia industri dan manufaktur, namun
juga telah merambah ke sektor perkebunan. Apabila kelangkaan tenaga kerja tidak
bisa diatasi dengan cepat dan masif, bukan tidak mungkin akan diciptakan
robot-robot perkebunan yang akan menggantikan fungsi SDM di bidang produksi,
baik untuk gula, bioetanol, maupun tembakau di PTPN X. Setidaknya dengan
mengetahui konsep dasar robotika, cakrawala pengetahuan kita akan terbuka serta
dapat memetakan ragam potensi yang bisa dikembangkan dari aplikasi robotika.
Pemrograman
Robotika
Kreativitas programer adalah kunci dari
pemrograman robotika. Kreativitas programer akan menentukan program yang akan
diinput ke robot sesuai dengan tujuan dibuatnya robot tersebut. Secara
mendasar, program yang ditanamkan dalam chip kontroler robot berisi
logika-logika seperti statement, instruksi, seleksi untuk dua kondisi atau
lebih, dan perhitungan rumus dengan benar.
Bahasa
Program Robotika
Di dalam pemrograman robotika, ada
beberapa jenis bahasa program yang bisa digunakan oleh programmer. Programmer
biasanya memilih salah satu bahasa program yang mereka sukai dan mudah
dipahami. Dalam hal ini yang berperan penting adalah kemampuan seorang
programmer menguasai bahasa mesin yang akan dikompilasi untuk dipasang dalam
chip mikrikontroler. Di dalam robotika, bahasa program yang biasanya digunakan
antara lain: C dan C++, Basic, Pascal, dan Assembler.
Susunan program robotika dalam membuat
program hampir sama antara jenis bahasa program yang satu dengan yang lainnya.
Bedanya terletak pada syntax yang
merupakan simbol atau ciri khas pada setiap jenis bahasa program. Hal ini yang
bisanya harus dipahami programmer pemula agar dalam penulisan program tidak
terjadi kesalahan (error). Sebelum membuat
program hendaknya kita membuat alur program (flowchart)
yang akan dijalankan secara berulang oleh mikrokontroler atau sebaliknya.
Setelah alur program dibuat maka selanjutnya penyusunan program sesuai dengan
susunan dan syntax dari jenis
bahasa program yang digunakan.
Terdapat berbagai macam apikasi
simulasi, diantaranya adalah Proteus dan Myrio yang dapat digunakan untuk
simulasi program sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan saat
perakitan robot yang akan kita buat. Simulator tersebut juga dapat
diintegrasikan dengan peralatan luar seperti aktuator dan sensor. (Okta Prima
Indahsari/Mohamad Wawan S_Penelitian Tembakau Jember, FIR_Sekper)
·
Robotika
studi kasus di dunia nyata
Peran Robot dan Kemajuan
Teknologi Bagi Industri
Produktivitas dan efisiensi pada
sebuah pabrik bisa ditingkatkan saat robot industri dipakai untuk menjalankan
fungsi-fungsi pada lini produksi, seperti pengemasan dan palletizing, atau
memilih dan menempatkan.
"Sebagai contoh, pada lini produksi produk susu, robot berguna untuk mengangkat empat paket keju krim sekaligus dari sabuk conveyor dan memindahkannya ke tray plastik," ucap Gotfredsen.
Mengingat besarnya volume produksi, meningkatkan efesiensi di lini akhir akan berkontribusi mengurangi downtime, sementara mengoptimalkan produktivitas berarti bisa memenuhi permintaan yang lebih besar.
Dengan robot-robot terkini yang memiliki antarmuka yang intuitif sehingga mudah untuk diprogram dan tubuh yang ringan, manufaktur akan menikmati fleksibilitas produksi.
Ini sangat ideal di tengah kejenuhan di industri makanan dan minuman dengan makin beragamnya produk, siklus produk makin pendek, dan variasi pengemasan makin beragam. Perusahaan bisa belajar bagaimana memprogram dan memakai robot untuk mengotomatisasi lini produksi.
Saat robot diintegrasikan dengan baik ke dalam proses atau pengemasan lini produk makanan dan minuman, operasional bisa makin dioptimalisasi untuk memenuhi berbagai variasi lini produk.
Robot industri diklaim akan memainkan peranan kunci dalam membantu meminimalisasi ongkos produksi dan pada saat yang sama juga tetap kompetitif dengan pengurangan downtime.
"Dengan cara ini, manufaktur di Indonesia bisa menghadapi melemahnya permintaan ekspor dan peningkatan ongkos produksi yang mempengaruhi performa bisnis industri makanan dan minuman,"
"Sebagai contoh, pada lini produksi produk susu, robot berguna untuk mengangkat empat paket keju krim sekaligus dari sabuk conveyor dan memindahkannya ke tray plastik," ucap Gotfredsen.
Mengingat besarnya volume produksi, meningkatkan efesiensi di lini akhir akan berkontribusi mengurangi downtime, sementara mengoptimalkan produktivitas berarti bisa memenuhi permintaan yang lebih besar.
Dengan robot-robot terkini yang memiliki antarmuka yang intuitif sehingga mudah untuk diprogram dan tubuh yang ringan, manufaktur akan menikmati fleksibilitas produksi.
Ini sangat ideal di tengah kejenuhan di industri makanan dan minuman dengan makin beragamnya produk, siklus produk makin pendek, dan variasi pengemasan makin beragam. Perusahaan bisa belajar bagaimana memprogram dan memakai robot untuk mengotomatisasi lini produksi.
Saat robot diintegrasikan dengan baik ke dalam proses atau pengemasan lini produk makanan dan minuman, operasional bisa makin dioptimalisasi untuk memenuhi berbagai variasi lini produk.
Robot industri diklaim akan memainkan peranan kunci dalam membantu meminimalisasi ongkos produksi dan pada saat yang sama juga tetap kompetitif dengan pengurangan downtime.
"Dengan cara ini, manufaktur di Indonesia bisa menghadapi melemahnya permintaan ekspor dan peningkatan ongkos produksi yang mempengaruhi performa bisnis industri makanan dan minuman,"
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar